The Common Mistakes UI/UX Beginners Do.
Tulisan ini berupa sharing failures dari perspektif saya, seorang pemula di UIX, berdasarkan pengalaman pribadi dan observasi pribadi.
- Misconception Antara UI dan UX
User Interface dan User Experience merupakan hal yang sangat fundamen dalam membuat produk digital baik itu untuk mobile based software atau pun web based. Selain menjadi poin penting dalam menjamin kebergunaan fitur, sisi estetika design antarmuka aplikasi tidak kalah pentingnya.
Sebagai beginner, tidak jarang saya keliru memahami konsep UI dan UX. Walaupun keduanya overlap, namun keduanya adalah hal yang terpisah. Saya sendiri sempat bingung dan mencoba mempelajari dengan berbagai studi kasus. Untuk memahami perbedaan kedua nya, saya berpedoman dengan penjelasan pada artikel ini . Ibarat membangun sebuah rumah, kita membutuhkan struktur fisiknya, jika dikaitkan dengan aplikasi,struktur fisik rumah ibarat coding, kemudian dari segi fungsionalitas seperti listrik dan saluran air adalah user experience nya. Pintu, jendela dan warna rumah adalah user interface nya.
Kesalahan yang sering saya lakukan ketika membuat design antarmuka aplikasi adalah membuat UI nya dulu baru memikirkan UX. Padahal fungsionalitas fitur aplikasi harus menjadi bahan utama to be cleared yang artinya banyak melibatkan poin-poin UX. Setelah urusan UX selesai, barulah UI di design se-epic mungkin untuk memanjakan mata user. Jadi secara kebergunaan maksimal, secara keindahan juga maksimal. hehe
2. Skip The Research Step
Sepengalaman saya bertemu dengan beberapa beginner dan geek di UIX field, rata-rata dulunya mereka adalah seorang designer dan anak DKV. Namun tidak jarang, saya temui dari kalangan software engineer yang ingin mendalami UIX. Anggap lah ada dua kalangan, designer dan engineer. Percayalah, ketika kedua kalangan ini belajar UI/UX, keduanya mempunyai output product design yang berbeda (hasil analisis dan pengalaman pribadi). Ketika seorang designer melakukan design UIX, hasil akhirnya adalah product design yang kaya akan arts dan indah. Hal ini sangatlah wajar dan dimaklumi. Sedangkan seorang engineer menghasilkan product design yang usability value fitur nya relatif tinggi.
Jadi, product design manakah yang paling proper untuk pengguna? Menurut saya kedua output ini masing-masing masih memerlukan improvement. Mengapa? Analoginya seperti apalah artinya rumah yang warna nya bagus, punya pintu dan jendela tapi tidak ada listrik dan air. Sebaliknya, punya rumah dengan listrik dan air namun kurang enak dipandang,tidak indah, tidak ada jendela dan pintu. Keduanya sama-sama membangun rumah yang tidak diinginkan calon penghuni rumah.
Jadi bagaimana agar aplikasi yang kita bangun sesuai dengan kebutuhan user? salah satu yang saya yakini adalah dengan melakukan Research. Sebagai pemula, saya juga pernah melewatkan proses riset, dan hasilnya apa? jangan di tanya.. revisi dan iterasi design sampai bosan. Dari kesalahan ini, saya belajar, proses riset adalah salah satu tahapan di UIX yang crucial.
Proses riset dalam UIX sendiri, diawali dengan melakukan asumsi User Persona yaitu calon pengguna yang nantinya akan menggunakan aplikasi kita. Poin-poin dari user persona ini yang nantinya penting untuk menentukan pertanyaan user research agar lebih tepat sasaran. Dibawah ini adalah user persona yang saya buat berdasarkan studi kasus aplikasi pencarian musisi.
Ada 7 pertanyaan yang harus dipertimbangkan ketika membuat sebuah persona, bisa dilihat di artikel berikut ini
Setelah membuat asumsi persona, saya melakukan validasi dengan user research. Dari hasil riset ini nantinya saya akan mendapatkan insight, user requirements dan content yang akan dibuat di aplikasi hingga pemilihan warna dan desain interaksi. Jadi walaupun user interface aplikasi nya artistic, tetap usable.
3. Put Android materials design on IOS UI design, and vice versa.
Seperti yang kita tahu, grafis yang dimiliki aplikasi mobile Android tentu berbeda dengan grafis aplikasi mobile berbasis IOS. Namun, hal ini terkadang masih menjadi common mistake untuk para beginner UIX, termasuk saya. Waktu pertama kali saya mencoba membuat mockup aplikasi, masih banyak terdapat icons yang tidak suitable dengan sistem operasi nya. Tentu hal ini sangat fatal dan menurunkan reputasi sebagai UX designer. Jujur aja, sebelumnya saya tidak pernah membuat design aplikasi berbasis IOS, karena minimnya ilmu, terjadilah kesalahan-kesalahan fatal ini. Akhirnya dari sini saya banyak belajar tentang Android dan IOS design di material.io.
Tiga common mistakes diatas sebenernya belum cukup mewakilkan failures yang banyak saya lakukan sebagai beginner di UIX. Ada hal paling fatal yang pernah saya lakukan selama berkecimpung di dunia ini, yaitu memberi warna button dengan warna abu-abu. Padahal hukum warna abu-abu pada button adalah tanda bahwa button belum bisa di-klik, dan ini cukup membuat saya kapok, gara-gara kesalahan ini saya dibawelin sama interviewer di tempat saya apply job.
Semoga kesalahan-kesalahan saya ini menjadi bahan pembelajaran agar tidak ada lagi common mistakes yang terjadi.
Peace out.